twitter
rss


MAKALAH ANALISIS KOLERASI dan  REGRESI
Tentang
ANALISIS FEKTOR






OLEH KELOMPOK
Nama kelompok:
1.      Eva kusnita
2.      Lailatul fitriani
3.      Santi susilawati



SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) HAMZANWADI SELONG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga penulis  dapat menyelesaikan panulisan makalah  yang berjudul “Analisis factor”dengan baik  
            Penulis  menyadari berbagai kelemahan dan keterbatasan yang ada, sehingga terbuka kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penulisan makalah  ini. Penulis  sangat memerlukan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca makalah makalah ini, terutama bapak dosen dan teman-teman untuk penyempurnaan makalah ini.
            Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.

















DAFTAR ISI
JUDUL................................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  latar belakang................................................................................................................. 1
1.2  rumusan masalah............................................................................................................ 1
1.3  Tujuan............................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 landasan teori ................................................................................................................ 3
2.1.1 konsep analisis factor ................................................................................................. 5
2.1.2 jenis analisis factor...................................................................................................... 5
2.1.3 Fungsi analisis factor.................................................................................................. 6
2.1.4 Langkah-langkah melakukan analisis factor............................................................... 6
2.1.5 Menentukan  metode analisis factor........................................................................... 7
2.1.6 penentuan banyaknya factor ...................................................................................... 7
2.1.7 teori analisis factor ..................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP
3.1 kesimpulan .................................................................................................................... 15




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang                                                                                                        
Statistik sebagai suatu yang berkenaan dengan data numerikal sebenarnya sudah banyak digunakan oleh masyarakat, contohnya adalah untuk menghitung jumlah populasi penduduk, angka kematian, maupun jumlah kelahiran. Statistik dapat memberikan gambaran, baik gambaran secara khusus maupun gambaran secara umum tentang suatu gejala, keadaan atau peristiwa dari waktu ke waktu.
Disini kami akan membahas tentang analisis factor, dimana analisis factor adalah analisis statistika yang bertujuan untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal sebagai kombinasi linear sejumlah faktor, sedemikian hingga sejumlah faktor tersebut mampu menjelaskan sebesar mungkin keragaman data yang  dijelaskan oleh variabel asal. Prinsip dasar dalam analisis factor adalah menyederhanakan deskripsi tentang data dengan menguranngi jumlah variable dimensi.  Analisis factor memungkinkan peneliti untuk :
1.      Menguji ketepatan model (goodness of fit test) faktor yang terbentuk dari item-item alat ukur
2.      Menguji kesetaraan unit pengukuran antar item
3.      Menguji reliabilitas item-item pada tiap factor yang diukur
4.      Menguji adanya invariant item pada populasi
1.2 Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud analisis factor ?
2.      Apa kegunaan dari analisis factor?
3.      Bagaimana cara menentukan metode yang digunakan untuk mengetahui nilai dari analisis factor ?
4.      Seperti apa fungus-fungsi dari analisis factor tersebut?
5.      Berapakah banyak jenis-jenis analisis factor ?
1.3 Tujuan            
     untuk mengetahui seperti apakah analisis factor tersebut dan untuk mengethui hubungan antar variable dengan melakukan uji korelasi sekaligus untuk mengetahui metode-metode apa yang digunakan dalam analisis faktor































BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori
FACTOR ANALYSIS
Factor analysis explores the interrelationships and commonalties among a set of variables. More precisely, it  explains how the variance common to interrelated measures can be counted by a smaller number of dimensions  with which the variables  are correlated. Factor analysis examines a correlation matrix and isolates  the dimensions that disclose correlation patterns. Researchers use factor analysis to draw inferences about the construct presented by the dimensions. To repeat, factor analysis ascertains whether a small number of unobserved variables or factor explain the interrelationships among a set of observed variables
A factor loading becomes the correlation of a variables with the factor ( see Isaac & Michael, 1981, p. 202). factor loadings range from -1.00 to + 1.00, similar to correlation coefficients. A set of factor shoult contain highly positive or negative loadings for the concepts under investigation. The operational definition of concepts , and their transltion into something measurable and demonstrating construct validity (see Hernon & McCure   , 1990, Chapter 5), guide the use and interpretation of factor analysis (Isaac & Michael, 1981,p. 202). Both theory and the literature influence the development of definition and the formation of a smaller number of dimensions
Factor analysis is a complex statistical procedure to compute. Computer technology has opened up new approaches and developments in the use of factor analysis. It is now easier to manipulate data in machine-readable form that it is to perform long complex calculations by hand or with the aid of a pocket calculator. The danger, however, is that researchers might let the dataset dictate the use of statistical tests and the interpretation of the findings
Example
According to Van House and Children (1990, p. 132), librarians might raise three questions regarding library effectiveness :
What is an effective library?
How do we know effectiveness when we see it?
What makes a library effective?
To these questions, we might add :
How do we measure effectiveness within an acceptable level of sampling and nonsampling error?
How time-consuming is data collection?
ANALISIS FAKTOR
analisis faktor mengeksplorasi keterkaitan dan commonalties antara variabel set. lebih tepatnya, itu menjelaskan bagaimana varians umum untuk langkah-langkah yang saling terkait dapat caunted oleh sejumlah kecil dimensi dengan mana variabel tersebut berkorelasi. analisis faktor memeriksa matriks korelasi dan terisolasi dimensi yang mengungkapkan pola korelasi. peneliti menggunakan analisis faktor untuk menarik infrances tentang konstruk disajikan oleh dimensi. untuk mengulang, analisis faktor memastikan apakah sejumlah kecil variabel teramati atau faktor menjelaskan keterkaitan antara satu set variabel yang diamati.
      loading factor menjadi korelasi dari variabel dengan faktor (lihat Ishak dan michael, 1981, hal. 202). faktor loadings berkisar dari - 1,00-1,00, mirip dengan koefisien korelasi. serangkaian faktor harus mengandung beban yang sangat positif atau negatif bagi konsep dalam penyelidikan. definisi opertional konsep, dan terjemahan mereka menjadi sesuatu yang terukur dan menunjukkan validitas konstruk (lihat Hernon dan McClure, 1990, bab 5). panduan penggunaan dan interpretasi analisis faktor (lihat Ishak dan michael, 1981, hal. 202). teori dan literatur mempengaruhi perkembangan definisi dan pembentukan sejumlah kecil dimensi.
        analisis faktor adalah prosedur statistik Compleks untuk menghitung. teknologi komputer telah membuka upproaches baru dan perkembangan dalam penggunaan analisis faktor sekarang lebih mudah untuk memanipulasi data dalam mesin-dibaca dari maka itu adalah untuk melakukan perhitungan yang panjang dan rumit dengan tangan atau dengan bantuan kalkulator saku.
bahaya. bagaimanapun, adalah bahwa peneliti mungkin membiarkan dataset mendikte penggunaan tes statistik dan interpretasi temuan.
Contoh
Menurut Van House dan  Children (1990, p. 132), pustakawan harus memunculkan tiga pertanyaan mengenai keefektifan perpustakaan.
a)      Apa hasil atau kesan pada sebuah perpustakaan ?
b)      Bagaimana kita tahu keefektifan, kapan kita menikmati hasilnya ?
c)      Apa yang membuat sebuah perpustakaan efectif ?
Untuk pertanyaan-pertanyaan ini, kita harus menambahkan
a)      Bagaimana kita mengukur keefektifan dalam sebuah sampel yang dapat diterima dan sampel yang eror?
b)      Berapa waktu yang dihabiskan untuk mengeoleksi data?




2.1.1.KONSEP ANALISIS FAKTOR
            Analisis factor adalah salah satu teknik statistic yang digunakan untuk memberikan deskripsi yang relative sederhana melalui reduksi jumlah peubah yang disebut factor. Analisis factor adalah prosedur untuk mengidentifikasi item atau variable berdasarkan kemiripanny. Kemiripan tersebut ditujukan dengan nilai korelasi yang tinggi. Item-item yang memiliki korelasi yang tinggi akan membentuk satu kerumunan factor. Prinsip dasar dalam analisis factor adalah menyederhanakan deskripsi tentang data dengan menguranngi jumlah variable dimensi
adapun definisi yang lain tentang analisis factor
Analisis faktor adalah analisis statistika yang bertujuan untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal sebagai kombinasi linear sejumlah faktor, sedemikian hingga sejumlah faktor tersebut mampu menjelaskan sebesar mungkin keragaman data yang  dijelaskan oleh variabel asal.
Analisis factor memungkinkan peneliti untuk :
5.      Menguji ketepatan model (goodness of fit test) faktor yang terbentuk dari item-item alat ukur
6.      Menguji kesetaraan unit pengukuran antar item
7.      Menguji reliabilitas item-item pada tiap factor yang diukur
8.      Menguji adanya invariant item pada populasi

2.1.2.JENIS ANALISIS FAKTOR
a)      Analisis Factor Eksploratori ( Exploratory Faktor Analysis)
Seorang peneliti membuat seperangkat item yang mengukur kualitas pelayanan bank. Item tersebut merupakan operasionalisasi dari teori dan indicator mengenai kualitas layanan. Peneliti hendak mengidentifikasi berapa factor yang ada di dalam seperangkat item tersebut. Dari analisis factor kemudian didapatkan 4 faktor yang menggambarkan kualitas layanan bank, antara lain factor fitur layanan, fasilitas gedung, keramahan karyawan, serta jaminan keamanan
b)      Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory Faktor Analysis)
Seorang peneliti merancang sebuah alat ukur mengenai dukungan social. Alat ukur tersebut berisi seperangkat item yang ditururnkan dari lima dimensi dukungan social. Peneliti berusaha memastikan apakah alat ukur yang dibuatnya benar-benar menjelaskan kelima dimensi tersebut. Ia kemudian melakukan analisis factor konfirmatori. Hasil dari analisis factor menunjukkan bahwa pembagian kelima factor akhirnya dibuktikan  
Pada dasarnya tujuan analisis faktor adalah :
1. Data Summarization, yakni mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel dengan melakukan uji korelasi.
2. Data Reduction, yakni setelah melakukan korelasi, dilakukan proses membuat sebuah variabel set baru yang dinamakan faktor untuk menggantikan sejumlah variabel tertentu.
2.1.3.FUNGSI  ANALISIS FAKTOR
Analisis factor memiliki fungsi penting dalam pengembangan alat ukur. Beberapa fungsi tersebut antara lain sebagai berikut :
a)      Pengujian Dimensionalitas Pengukuran
Dimensionalitas Pengukuran adalah banyaknya atribut yang diukur oleh sebuah alat ukur. Alat ukur yang unidimensi mengukur satu atribut psikologis saja sedangkan alat ukur yang multidimensi mengukur lebih dari sati atribut ukur. Pengukuran dalam bidang psikologi didominasikan  oleh pengukuran unidimensi karena alat ukur yang dikembangkan peneliti psikologi biasanya mengukur atribut kecemasan saja dan tidak mengukur atribut yang lain. Untuk mengetahui apakah alat ukur yang dikembangkan oleh peneliti mengukur satu atribut atau banyak atribut diperlukan nalisis factor
b)      Pengujian Komponen atau Aspek dalam Alat Ukur
Penyusunan alat ukur psikologi biasaya diawali dari penurunan konsep menjadi komponen atau aspek konsep sebelum diturunkan menjadi item berupa pertanyaan skala. Untuk mengidentifikasi apakah item-item yang diturunkan dari komponen alat ukur mewakili komponen tersebut maka diperlukan analisis factor. Analisis factor juga dapat menunjukkan apakah antara komponeen memiliki keterkaitan ataukah tidak ( independen)
2.1.4.LANGKAH-LANGKAH MELKUKAN ANALISIS FAKTOR
Melakukan uji korelasi antar variable asal dengan tujuan agar penyusutan variabelanalisis factor menjadi lebih sederhana dan bermanfaat, tanpa kehilangan banyak informasi sebelumnya
1.      Uji kelayakan data ( menggunakan basis factor) apakah cocock dilakukan analisis factor
2.      Mencari akar cirri dan matriks  ∑ atau R
3.      Mengurutkan akar cirri yang terbentuk dari terbesarsampai terkecil
4.      Mencari proporsi keragaman atau berguna untuk mengetahui berapa factor yang akan terbentuk
5.      Mengalokasikan setiap variable asal kedalam factor sesuai dengan nilai loading
6.      Apabila terdapat nilai loading yang idebtik atau hampir sama maka lakukan rotasi baik dengan  cara orthogonal ataupun non ortogonal  .
setelah  yakin  dengan factor yang terbentuk, maka berikan penamaan pada factor tersebut dengan cara melihat variable-variabel apa saja yang menyusun factor tersebut
2.1.5.MENENTUKAN METODE ANALISIS FAKTOR
Terdapat dua cara yang dapat dipergunakan dalam analisis factor khususnya koefisien skor factor, yaitu principal component dan common factor analysis
1.      principal component
jumlah varian dalam data dipertimbangkan. Diagonal matrik korelasi terdiri dari angka satu dan full variance dibawa dalam matriks factor. principal component direkomendasikan jika hal yang pokok adalah menentukan bahwa banyaknya factor harus minimum dengan  memperhitungkan varians maksimum dalam data untuk dipergunakan di dalam analysis bmultivariate lebih lanjut
2.      . Common factor analysis
Faktor diestimasi hanya didasarkan pada common variance, communalities dimasukkan dalam matrik korelasi. Metode ini dianggap tepat jika tujuan utamanya mengenali/mengidentifikasi dimensi yang mendasari dan common variance yang menarik perhatian.
2.1.6.PENENTUAN BANYAKNYA FAKTOR
            Maksud melakukan analysis faktor adalah mencari variable baru yang disebut faktor yang tidak saling berkorelasi, bebas satu sama lain, lebih sedikit dari variable asli, tapi dapat menyerap sebagian besar informasi yang terkandung dalam variable asli atau yang dapat memberikan sumbangan terhadap varian seluruh variable. Lalu berapa faktor yang perlu disajikan? Ada beberapa cara;
1. Penentuan Apriori
Kadang karena peneliti sebelumnya sudah mengetahui berapa faktor yang digunakan maka kita akan menentukan dulu berapa faktor yang akan digunakan.
2. Penentuan Berdasar Eigenvalue
Faktor dengan eigenvalue lebih besar dari satu yang dipertahankan jika lebih kecil dari satu faktornya tidak diikutsertakan dalam model. Suatu eigenvalue menunjukkan besar sumbangan dari faktor terhadap varian seluruh variable asli. Hanya faktor dengan varian lebih dari 1 yang dimasukkan dalam model. Faktor dengan varian kurang dari 1 tidak baik karena variable asli telah dibakukan yang berarti rata-ratanya 0 dan variansnya 1. Bila banyak variable asli asli kurang dari 20 pendekatan ini menghasilkan sejumlah faktor yang konservatif.
3. Penentuan Berdasar Screeplot
Dapat dilihat dari grafik screeplot dimana scree mulai terjadi menunjukkan banyak faktor yang benar, tepatnya ketika scree mulai mendatar. Kenyataan menunjukkan bahwa penentuan banyaknya faktor dengan screeplot akan mencapai satu atau lebih banyak dari penentuan dengan eigenvalue.
4. Penentuan Didasarkan pada Presentase Varian
Banyak faktor diekstraksi ditentukan sedemikian rupa sehingga kumulatif presentase varian yang diekstraksi oleh faktor mancapai suatu level tertentu yang memuaskan. Ekstraksi faktor dihentikan jika kumulatif presentase varian sudah mencapai paling sedikit 60% atau 75% dari seluruh varian variable asli.

Model analisis faktor adalah :
X1 = c11 F1 + c12 F2 + c13 F3 + ... + c1m Fm + έ
X2 = c21 F1 + c22 F2 + c23 F3 + ... + c2m Fm + έ 2
X3 = c31 F1 + c32 F2 + c33 F3 + ... + c3m Fm + έ 3
...
Xp = cp1 F1 + cp2 F2 + cp3 F3 + ... + cpm Fm + έ p
atau
 
(p x 1)                (p x m)                        (m x1)
dan
X1, X2,..., Xp adalah variabel asal
F1, F2,..., Fm adalah faktor bersama (common factor)
 cij adalah bobot (loading)  dari variabel asal ke-i pada faktor ke-j
έ έ2 .........έ p adalah error
Hubungan antara varians variabel asal dengan, varians faktor dan varians error adalah sebagai berikut :
var(Xi)= varians yang dijelaskan oleh faktor untuk variabel asal ke-i + var(error)
          = communality + specific variance
          =
          =
Besarnya bobot cij dapat diduga dengan menggunakan metode komponen utama ataupun kemungkinan maksimum (maximum likelihood). Metode komponen utama terbagi menjadi dua metode yaitu non-iteratif  dan iteratif. Nilai dugaan cij yang diperoleh dengan metode non-iteratif adalah :
atau  untuk variabel asal yang dibakukan dan
adalah bobot (loading)  dari variabel asal ke-i pada faktor ke-j
adalah koefisien variabel asal ke-i untuk komponen utama ke-j
adalah eigen value untuk komponen utama ke-j
adalah simpangan baku (standard of deviation) variabel asal ke-j
Algoritma untuk metode komponen utama iteratif adalah sebagai berikut :
Mulai
Tentukan nilai awal communality untuk seluruh variabel asal (, i=1,...,p),
Ganti nilai diagonal matriks korelasi dengan nilai  ()
Tentukan nilai eigen-value dan eigen-vector dari matriks korelasi
Tentukan nilai bobot (loading)
Temtukan nilai communality
Jika nilai communality pada dua iterasi terakhir dianggap sama maka pergi ke 9
Pergi ke 3
Selesai
Untuk kepentingan intepretasi, seringkali diperlukan untuk memberi nama masing-masing faktor sesuai dengan besar harga mutlak bobot . Diharapkan setiap variabel asal hanya dominan di salah satu faktor saja (Nilai harga mutlak bobot variabel asal mendekati 1 di salah satu faktor dan mendekati o untuk faktor lainnya). Harapan ini kadang-kadang tidak dapat dipenuhi, untuk mengatasi hal ini diperlukan rotasi dari matriks bobot C. Beberapa macam teknik rotasi yang tersedia di program paket statistika adalah : varimax, quartimax, equamax, parsimax (MINITAB). Formula untuk masing-masing rotasi i ni adalah :
Rotasi
0
Quartimax
1
Varimax
m/2
Equamax
Parsimax
Matriks bobot hasil rotasi (C*) dapat dinyatakan sebagai C*=CT, T adalah matriks transformasi.
Besarnya skor faktor dapat dinyatakan sebagai :
, j=1,...,n
Variabel asal (density, urban, lifeexpf, lifeexpm, literacy, babymort, gdp_cap) dapat dinyatakan dalam kombinasi linear faktor 1 dan faktor 2 sebagai berikut :
Nilai communality untuk density adalah : 0.5932 +(-0.723)2 = 0.874 yang berarti faktor1 dan faktor2 mampu menjelaskan sebesar 87.4 % keragaman data yang dijelaskan oleh variabel density.
Dari harga mutlak nilai bobot tiap variable pada tiap faktor, dapat diintepretasikan bahwa faktor 2 adalah faktor kepadatan penduduk dan faktor 1 adalah faktor urbanisasi dan kualitas penduduk. Kualitas penduduk semakin baik dicirikan oleh  semakin tingginya lifeexpf, lifeexpm, literacy, gdp_cap dan semakin rendahnya babymort. Dari contoh ini terlihat bahwa analisis faktor dapat digunakan untuk tujuan pengelompokan variabel. Hasil pengelompokan variabel dengan menggunakan analisis faktor ini sesuai dengan hasil pengelompkam variabel dengam menggunakan metode single-linkage.


2.1.7.TEORI ANALISIS FAKTOR

Suatu teori empiris, yakni tehnik analisis faktor, dan pendirian teoritis yang perkembangannya sangat tergantung pada penggunaan metode tersebut,yakni teori kepribadian dari Raymond B. Cattell. Para teoritis lain yang berkecimpung dibidang kepribadian telah pula menggunakan tehnik ini; H.J Eysenck, J.P Guilford, Cyril Burt,L.L Thurstone dan W. Stephenson termasuk dalam jajaran para pelopor yang penting. Akan tetapi teori Cattell merupakan teori kepribadian yang paling komprehensif dan yang paling tuntas dikembangkan berdasarkan analisi faktor. Seorang psikolog inggris terkemika dan yang menjadi sangat terkenal karena karyanya tentang kemampuan-kemampuan mental ( Spearman,1927). Ia berpendapat bahwa jika kita menyelidiki dua tes kempuan yang paling berhubungan, maka kita bisaberharap menemukan dua macam faktor yang ikut menentukan performans pada dua testersebut pertama, terdapat faktor umum dan yang kedua terdapat faktor khusus. Metodeanalisis faktor dikembangkan sebagai sarana untuk menentukan adanya faktor-faktor umum dan membantu untuk mengenalinya. Analisis faktor dewasa ini memberikan tekanan khusus pada faktor-faktor kelompok ini.Suatu pemahaman terinci tentang analisis faktor tidak terlalu diperlukan untuk tujuan pemaparan dalam bab ini; akan tetapi penting bahwa pembaca menyadari logika umum yang melatar belakangi tehnik tersebut. Teoritikus faktor biasanya memulai penelitian tentang tingkah laku dengan sejumlah besar skor untuk masing-masing dari sejumlah besar subyek. Idealnya, pengukuran-pengukuran ini harus mencakup bermacam-macam aspek tingkah laku. Berdasarkan indeks-indeks kasar ini, penelitian kemudian memakai tehnik analisis faktor untuk menentukan faktor-faktor pokok atau mengontrol variasi pada variabel-variabel permikaan tersebut.Hasil analisis faktor tidak hanya mengisolasikan faktor-faktor fundamental, tetapi juga memberikan pengukuran dan kumpulan skor sutu taksiran tentang sejauh manakah pengukuran dari masing-masing faktor. Taksir ini biasanya disebut muatan faktor ( factor  loading ) atau serapan ( saturation) dari suatu pengukuran dan menunjukan seberapa banyak variasi pada suatu pengukuran tertentu disebabkan oleh masing-masing dari antara faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor hanya merupakan usaha untuk merumuskan
A.    Asumsi yang harus dipenuhi pada Analisis Faktor :
Oleh karena prinsip utama Analisis Faktor adalah korelasi, maka asumsi-asumsi terkait dengan korelasi:
a)       Besar KORELASI atau korelasi antar independen variabel harus cukup kuat, di atas 0,5.
b)       Besar Korelasi Parsial, korelasi antar dua variabel dengan menganggap tetap variabel yang lain, justru harus kecil. Pada SPSS, deteksi terhadap korelasi parsial diberikan lewat pilihan ANTI-IMAGE CORRELATION.
c)      Pengujian seluruh matrik korelasi (korelasi antar variabel), yang diukur dengan besaran BARTLETT TEST OF SPHERICITY atau MEASURE SAMPLING ADEQUACY (MSA). Pengujian ini mengharuskan adanya korelasi yang signifikan di antara paling sedikit beberapa variabel.
d)     Pada beberapa kasus, asumsi NORMALITAS dari variabel-variabel atau faktor yang terjadi sebaiknya dipenuhi.
Secara garis besar, tahapan pada analisis faktor :
1. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis. Jika nilai-nilai dalam masing-masing variabel sangat bervariasi dalam satuan, dalam artian ada variabel (data) dengan satuan Ratusan Ribu (misal Gaji), sampai satuan Jumlah di bawah 10 (misal Jumlah anak). Perbedaan yang sangat mencolok akan menyebabkan bias dalam Analisis Faktor sehingga data asli harus ditransformasi (standardisasi) sebelum bisa dianalisis. Proses standardisasi data bisa dilakukan dengan mentransformasi data ke bentuk z-Score. SPSS : Analyze > Descriptives Statistics > Descriptives… Lalu masukkan semua variabel ke kotak VARIABLE(S), kemudian aktifkan Save Standardized values as variables > OK. Variable yang akan dianalisis kemudian adalah variable yang berawalan huruf z.
2. Menguji variabel tersebut agar menjadi variabel yang layak dimasukkan dalam analisis faktor.
3. Setelah sejumlah variabel terpilih, maka dilakukan proses factoring, atau ‘ekstraksi’ variabel tersebut hingga menjadi satu atau beberapa faktor. Beberapa metode pencarian faktor yang populer adalah Principal Componen dan Maximum Likelihood.
4. Faktor yang terbentuk, pada banyak kasus, kurang menggambarkan perbedaan diantara faktor – faktor yang ada. Untuk itu, jika isi faktor masih diragukan, dapat dilakukan Factor Rotation untuk memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah secara signifikan berbeda dengan faktor lain. Beberapa metode Rotasi :
Ø Orthogonal Rotation, yakni memutar sumbu 90o. Perotasian secara ortogonal dilakukan dengan tetap mempertahankan keortogonalan faktor – faktor yang berimplikasi pada ada tidaknya perbedaan antara pattern dengan bobot terstruktur. Hasil perotasian ini tidak akan menyebabkan perubahan proporsi keragaman peubah yang dijelaskan oleh m faktor bersama (Sharma, 1996). Beberapa rotasi yang termasuk rotasi ortogonal adalah rotasi Varimax, Quartimax, Equamax dan Parsimax.
Ø Oblique Rotation, yakni memutar sumbu ke kanan, namun tidak harus 90o. Pada rotasi non-ortogonal (oblique) diasumsikan bahwa faktor – faktor yang dihasilkan saling berkorelasi. Beberapa rotasi yang termasuk oblique adalah rotasi Promax, Procustes, dan Harris-Kaiser.
5. Interpretasi faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama atas faktor yang terbentu, yang dianggap bisa mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut.
6. Validasi faktor dimaksudkan untuk mengetahui apakah hasil analisis factor tersebut bisa digeneralisasikan ke populasi. Seperti jika pada kasus faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan, dari 100 sampel yang ada kemudian didapat 2 faktor. Uji validasi akan menentukan apakah jika demikian, faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan dari semua orang (tentu jauh lebih besar dari 100 sampel) tersebut juga bisa direduksi menjadi dua faktor seperti pada sampel. Validasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti:
7.  Membagi sampel awal menjadi dua bagian, kemudian membandingkan hasil faktor sampel satu dengan sampel dua. Jika hasil tidak banyak perbedaan, bisa dikatakan faktor yang terbentuk telah valid
8. Dengan melakukan metode Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan cara Structural Equation Modelling. Proses ini bisa dibantu dengan software khusus seperti LISREL.
Dari dua cara di atas yang paling praktis digunakan adalah dengan menguji kestabilan factor yang telah terbentuk. Untuk mengetahui kestabilan tersebut, sampel yang ada akan dipecah (split) menjadi dua bagian, dan kemudian setiap bagian akan diuji dengan analisis faktor. Kemudian masing – masing hasil diperbandingkan, dengan ketentuan, jika sebuah factor stabil, maka hasil – hasil yang ada relatif tidak jauh berbeda, baik jumlah factor atau angka – angkanya.
Pembuatan factor scores yang akan berguna jika akan dilakukan analisis lanjutan, seperti analisis regresi, analisis diskriminan atau lainnya.
B.     Jumlah sampel (sample size) yang ideal untuk proses Analisis Faktor
Secara umum, jumlah sampel yang dianjurkan adalah antara 50 sampai 100 sampel. Atau bisa dengan patokan rasio 10:1, dalam arti untuk 1 variabel seharusnya ada 10 sampel, sehingga jika ada 10 variabel, minimal seharusnya ada 100 sampel.
C.     Pemodelan Analisis Faktor
Secara matematis, analisis faktor menyerupai regresi ganda, dimana setiap variabel direpresentasikan sebagai kombinasi linier dari faktor-faktor yang diperoleh dari hasil pengolahan data. Masing-masing faktor dapat diekspresikan dengan persamaan sebagai berikut :
F1 = Wi1X1 + Wi2X2 + ….. +WikXk
Dimana,
F1 adalah faktor
Wi adalah bobot variabel terhadap faktor
X adalah variabel
k adalah jumlah variabel
D.    Metode untuk menentukan jumlah faktor
a)      Penentuan di awal (apriori determination)
Jumlah faktor yang akan diambil telah ditentukan sendiri oleh peneliti.
b)      Penentuan berdasarkan nilai Eigen (determination based on Eigen value)
Nilai Eigen menunjukkan jumlah variasi yang berhubungan pada suatu faktor. Setiap variabel memeiliki nilai Eigen ≥ 1 sehingga faktor yang nilai Eigennya<1 tidak dipakai.
c)      Penentuan berdasarkan scree plot (determination based on scree plot)
Scree plot adalah grafik yang menunjukkan relasi antara faktor dengan nilai Eigennya. Bentuk scree plot digunakan untuk menentukan jumlah faktor yang diambil. Pada umumnya batas jumlah faktor yang diambil ditandai dengan slope yang sangat tajam antara faktor yang satu dengan faktor berikutnya.
d)     penentuan berdasarkan persentase variance (determination based on % variance).
Jumlah faktor yang diambil ditentukan berdasarkan jumlah kumulatif variasi yang telah dicapai. Jumlah kumulatif variasi ini subyektif terhadap masalah yang sedang diteliti












BAB 111
PENUTUP
3.1 kesimpulan
            Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam analisis korelasi dan regresi mengenai analisis factor adalah Analisis factor adalah salah satu teknik statistic yang digunakan untuk memberikan deskripsi yang relative sederhana melalui reduksi jumlah peubah yang disebut factor. Analisis factor adalah prosedur untuk mengidentifikasi item atau variable berdasarkan kemiripanny. Kemiripan tersebut ditujukan dengan nilai korelasi yang tinggi. Item-item yang memiliki korelasi yang tinggi akan membentuk satu kerumunan factor. Prinsip dasar dalam analisis factor adalah menyederhanakan deskripsi tentang data dengan menguranngi jumlah variable dimensi.
            Dalam analisis factor juga terdapat Suatu teori empiris, yakni tehnik analisis faktor, dan pendirian teoritis yang perkembangannya sangat tergantung pada penggunaan metode tersebut,yakni teori kepribadian dari Raymond B. Cattell. Para teoritis lain yang berkecimpung dibidang kepribadian telah pula menggunakan tehnik ini; H.J Eysenck, J.P Guilford, Cyril Burt,L.L Thurstone dan W.









DAFTAR PUSTAKA
Jumat.14.03.2014 WWW//ANALISIS FAKTOR//google
Van House dan  Children (1990, p. 132) ANALISIS CORELASI AND REGRESI


0 komentar:

Posting Komentar

Followers